Posts

Showing posts from 2014

Arti sekolah

Akhir-akhir ini, kerap kali saya bertanya pada diri sendiri; apa sebenarnya arti dan hakikat sesungguhnya dari pendidikan? Seiring dengan makin dekatnya saya menuju kelulusan SMA, tak henti-hentinya saya mempertanyakan hal ini. Hampir setiap hari saya berusaha belajar dan mengerjakan berbagai macam soal, mempersiapkan diri saya untuk mengikuti SBMPTN, yang akan menentukan arah pendidikan dan masa depan saya kelak. Namun adakalanya juga saya merasa jenuh dengan semua ini. Terkadang saya merasa lelah dengan status saya sebagai siswa yang setiap hari terus-menerus dibombardir dengan soal, dengan alasan untuk 'menunjang masa depan' dan 'melanjutkan pendidikan', dan lain sebagainya. Pada waktu-waktu itulah, saya merenungkan tujuan dari pendidikan. Bukan, mungkin bukan pendidikan kali ya, tapi lebih ke sekolah . Saya sadar bahwa pendidikan merupakan hak setiap individu di muka bumi ini yang tidak bisa ditawar-tawar. Pendidikan bisa didapatkan di mana saja, yang dimulai dari

Kenaikan BBM

Sekitar seminggu yang lalu, Presiden Jokowi baru saja menaikkan harga BBM premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kebocoran anggaran negara serta agar dana yang tadinya digunakan untuk subsidi bisa dialihgunakan untuk kepentingan lain, misalnya di sektor kesehatan, pendidikan, dll. Tentunya, banyak yang mengeluh atas kebijakan ini. Diantaranya rakyat kecil yang akan tercekik dengan harga-harga barang pokok yang semakin tinggi. Banyak yang tidak setuju dikarenakan alasan iba terhadap rakyat kecil. Ada juga yang mengaitkan kenaikan BBM dengan intervensi asing serta keinginan pemerintah untuk menegakkan kapitalisme dan liberalisme. Namun, ada juga yang mendukung dengan berargumen bahwa kenaikan harga BBM ini akan menguntungkan Indonesia untuk jangka panjang. Anggaran terbesar yang digunakan dalam APBN adalah untuk subsidi BBM, sementara jika dana itu dialihkan untuk hal-hal yang lebih penting seperti pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil,

Buku

Sudah sejak lama saya jatuh cinta dengan dunia kesusastraan, dan terutama, buku. Buku merupakan satu-satunya sumber hiburan yang saya senangi. Saya pertama kali bisa membaca pada umur 3 tahun. Saya tak tahu bagaimana saya bisa belajar membaca dengan sendirinya, tapi yang saya tahu, sejak saat itu, saya tak pernah bisa berhenti membaca. Awalnya, saya hanya membaca buku-buku cerita ringan, bacaan yang memang dikhususkan untuk anak-anak. Namun anehnya, sejak kecil, saya terbiasa membaca buku-buku yang sasaran pembacanya melebihi usia saya saat itu. Contohnya, saat saya berumur 7 tahun, saya pernah membaca sebuah buku cerita yang diperuntukkan bagi anak-anak berumur 10 tahun. Saat saya benar-benar menginjak umur 10 tahun, saya justru lebih senang membaca novel bergenre dewasa. (Perlu diketahui sebelumnya, definisi dewasa di sini bukan dalam artian vulgar) Saya ingat sekali, waktu itu saya membaca Sang Pemimpi karangan Andrea Hirata, serta Negara Kelima karangan Es Ito. Saya hanya membaca

A piece of my thoughts

Often times I don't know what I should write. There are plenty things that I'd like to say, stories I'd love to tell, but somehow I find it hard to put it in words. It all gets stuck in my head and I have no idea on how to let it out. Oh, to hell with it, just write . (pardon my language) I've been recently reading various articles and blogs that discusses the philosophy of life. Reading them made me think. Life philosophy has always been a subject that fascinates me. Sometimes I contemplate about the true meaning of life. There are times when I ask myself, what does happiness really means? What is the true definition of love? These questions keep me searching endlessly. I am not a true philosopher, and I may not be able to define philosophy as well as many others. If you are interested in philosophy as much as I am, I suggest you to visit these blogs: afuta.me  ,  benlaksana.tumblr.com  , and  rarasekar.tumblr.com  . Maybe some other time I'll post something abo

1st October post

Sudah lama tidak menulis di blog. Sejak terakhir saya nge- post , banyak hal telah terjadi. Sekedar info, saat ini saya sedang berada di sekolah dan baru saja dilantik menjadi Majelis Perwakilan Kelas (MPK) kelas 12. Beberapa saat yang lalu, diadakan upacara pelantikan yang formal. Yang dilantik bukan hanya MPK, namun juga anggota OSIS. Ketika dilantik, kami mengucapkan sumpah jabatan yang antara lain berisi bahwa kami akan mengemban tugas dan amanah jabatan dengan melaksanakan kewajiban kami dengan sebaik mungkin. Jujur, untuk beberapa saat saya merasa sedikit bangga telah berkesempatan untuk dipilih menjadi perwakilan anak kelas 12 diantara seluruh anak seangkatan. Namun, sesaat kemudian saya tersadar dan teringat bahwa jabatan adalah amanah, tanggung jawab. Bukan sekedar kebanggaan pribadi semata. Kelak, saya akan diminta pertanggungjawaban mengenai apa yang telah saya lakukan. Hanya itu saja  yang ingin saya sampaikan. Mungkin bisa jadi bahan renungan.

Gadget use for children

I'm not in the mood to post anything. I mean, I'd really like to write something and pour out all of my emotions, but I've got absolutely no idea on what to write. There's this article I just read, that says Steve Jobs, the founder of Apple.co, didn't let his kids own an iPhone or an iPad. He does that 'cause he doesn't want his kids to get addicted on gadgets and spend 24 hours staring at a screen. He obviously thinks that the use of gadgets for children has a bad impact on them. Personally, I think that's quite ironic if you look at most parents nowadays that allow, even urge  their children to play with gadgets. Parents shouldn't let children to use gadgets at such an early age, because their mental state haven't developed quite well. Research has proven that children who abstain from the use of electronic gadgets for a few days develop their social skills better than those who don't. So, for parents out there who are reading this, please,

Prinsip lama

Saya lihat banyak di antara masyarakat kita yang telah melupakan nilai-nilai paling mendasar dalam hidup, yang bahkan telah diajarkan sejak usia Sekolah Dasar. Contoh, kita semua pasti tahu kan bahwa kita tak boleh menilai seseorang dari luarnya saja. Namun kenyataannya, banyak orang yang berbuat sebaliknya. Masyarakat kita telah melupakan nasihat ini dan tanpa sadar memandang rendah seseorang karena fisiknya, pakaian yang dikenakannya, ataupun karena tingkah lakunya. Padahal, boleh jadi orang itu lebih baik dari yang kita pikirkan. Sayangnya, kita sudah keburu men- judge duluan tanpa berpikir dua kali. Contoh lainnya, sejak kecil kita diajarkan bahwa mencela dan mencaci maki orang lain itu salah. Tapi nyata-nyatanya banyak orang dewasa ini yang tak segan saling tuding dan memfitnah, seakan-akan itu hal yang biasa. Dan yang paling menyedihkan, kebanyakan dari orang ini adalah Muslim, namun perilaku mereka sama sekali tak mencerminkan seorang Muslim. Bisa kita tengok pada hiruk-pikuk

Nilai karya sastra

Sejak kecil, saya sangat menyukai membaca. Bisa dibilang, membaca sudah merupakan bagian dari hidup saya yang tak terpisahkan. Apapun yang ada akan saya baca, mulai dari koran, majalah, novel, dan sebagainya. Tapi yang terutama, tentu saja karya fiksi. Saya telah sangat lama menggemari karya-karya fiksi. Saat SD, saya mulai menggemari karya-karya Agatha Christie, penulis misteri kondang, dan tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Beranjak SMP, selera saya beralih pada karya-karya klasik penulis luar negeri seperti karya Charles Dickens, Bronte bersaudari, Lucy Maud Montgomery, dan masih banyak penulis lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Sekarang, ketika saya sudah SMA, tentu saja, kebiasaan itu masih berlanjut. Hanya saja, saat ini saya memperluas jenis bacaan saya dengan tidak hanya membaca karya-karya fiksi, tapi juga buku-buku yang dapat mengasah intelektual dan kemampuan berpikir saya. Bertahun-tahun terbiasa membaca bermacam-macam karya sastra, membuat saya da

Sedikit pelampiasan

Saya yakin, banyak di antara kalian yang pernah merasa kebingungan dan tak tentu arah pada satu titik dalam hidup. Terkadang kita merasa tersesat dan tak tahu harus melakukan apa lagi, dan bertanya-tanya, "Apa gunanya aku melakukan ini?" "Bagaimana jadinya masa depanku?" "Apakah tak ada yang bisa kulakukan untuk memperbaikinya?" Seiring dengan timbulnya pikiran-pikiran seperti itu, akhirnya akan berujung pada rasa frustasi terhadap diri sendiri. Rasa frustasi karena kita (merasa) tak bisa melakukan apapun untuk mengubah keadaan. Percayalah, saya juga pernah mengalaminya. Ada saat-saat dimana saya merasa begitu hampa dalam hidup, dan saya kerap bertanya pada diri sendiri, "Apa tujuan hidupku?" Saat-saat dimana saya merasa begitu kesepian dan tak bisa mengadukan masalah pada siapapun, kecuali pada Allah swt. Tapi tetap saja, kita membutuhkan bahu untuk bersandar, bukan? Kita semua pastilah menginginkan seseorang yang bisa kita ceritakan mengenai

"Dari dalam ke luar"

Baru-baru ini saya membaca buku The 7 Habits of Highly Effective People yang ditulis oleh Stephen R. Covey. Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah ada yang membacanya, mungkin juga tidak. Saya belum membaca buku ini sampai tuntas, bahkan bisa dibilang baru sedikit sekali, namun meskipun sedikit isi dari buku itu benar-benar membuka mata saya terhadap bagaimana cara kita bersosialisasi dengan orang-orang sekitar kita, dan bagaimana kita berinteraksi dengan lingkaran sosial kita. Sebagai contoh, pada bagian Pendahuluan dikemukakan pembahasan mengenai apa yang disebut "Dari dalam ke luar." Dalam bukunya, Stephen Covey menyatakan bahwa ada yang disebut dengan Etika Kepribadian dan Etika Karakter. Etika Karakter pada dasarnya merupakan nilai-nilai fundamental yang telah lama dianut oleh manusia, contohnya integritas, kejujuran, rendah hati, kerja keras, dan sebagainya. Semua sifat tersebut merupakan sifat-sifat yang tulus, datang dari hati, dan tidak (bisa) dibuat-buat. Semen

Menjadi diri sendiri

Barusan, saya menonton sebuah acara TV mengenai sains di BBC Knowledge. Disitu disebutkan bahwa seseorang akan cenderung mengikuti tindakan mayoritas orang/suatu kelompok di sekitarnya, walau tindakannya itu bodoh ataupun konyol. Ini berarti dalam bersosialisasi, manusia mempunyai kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Banyak di antara kita yang sering seperti ini, bukan? Jika teman-teman kita mengikuti suatu trend atau menyukai lagu/film/seleb tertentu, kebanyakan dari kita akan cenderung mengikutinya, walaupun kita sendiri tak terlalu suka, hanya karena tak ingin dianggap berbeda . Bukankah begitu? Contoh klise seperti ini juga sering saya lihat di acara TV Barat. Biasanya, ada tokoh utama seorang cewe/cowo yang biasa-biasa saja, tak terlalu populer di sekolah, dan hanya mempunyai satu atau dua teman yang dekat. Sementara di sekolah yang sama, ada suatu geng populer yang menguasai satu sekolah itu, dan para anggota geng tersebut merupakan sosok yang dik

Ide reformasi Prabowo

Saat ini, saya ingin mengungkapkan kritik dan pendapat saya mengenai suatu isu yang berkaitan dengan Pilpres 9 Juli mendatang. Sebelumnya, perlu saya ungkapkan bahwa tulisan saya ini memandang dari sudut pandang objektif, dan tidak bermaksud menyudutkan kubu manapun. Walaupun saya mendukung salah satu capres, tapi usia saya belum termasuk usia pemilih, jadi toh tak ada pengaruhnya. Beberapa hari yang lalu, saya menemukan bahwa jika menjabat jadi Presiden, Prabowo Subianto berencana menghapus sistem demokrasi yang dipakai Indonesia sekarang ini dan melakukan reformasi total dengan kembali pada sistem lama, yaitu pemilihan presiden secara tidak langsung melalui sistem tidak langsung, dengan dimusyawarahkan oleh suatu lembaga tertentu, dalam hal ini MPR. Menurutnya, Indonesia tidak cocok memakai sistem demokrasi dalam pemerintahan, dan bahwa Indonesia seharusnya kembali pada UUD 1945 dimana dinyatakan di situ bahwa presiden tidak dipilih langsung oleh rakyat, namun ditetapkan oleh MPR.

Problems

Sometimes, in life we stumble upon many obstacles, or as we prefer to call it, "problems". Problems can come from anywhere, in every aspect of our lives, from the day we were born, till the day we die. Problems will always come and go, no matter how much we try to avoid it. Well, I can't name each and every problem that you have, but the point is, we all experience them. Often times, problems that come in our lives tend to creep into our mind and dominate our thoughts, and makes us depressed. We should all view problems as obstacles, not just "problems". They're just a stepping stone to shape you into a better person than you were before. Heavy problems can also lead to stressful situations. Try not to take it too seriously, otherwise you'll end up in depression. When this happens, take a deep breath and reflect; view your problem with a clear mind. Don't let your problems affect your physical and mental health, because everyone's life is worth

Puasa

Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas mengenai puasa, karena dalam beberapa hari lagi kita akan menjumpai bulan suci, yaitu bulan Ramadhan. Saya yakin, pastinya semua sudah tahu bukan, bahwa puasa itu bukan hanya menahan rasa lapar dan haus, tapi juga menahan hawa nafsu? Bukan hanya lapar dan haus, saat sedang puasa, kita pun harus mencegah diri kita dari perbuatan-perbuatan buruk yang akan merusak amal kita, seperti bergunjing, mencela, dan sebagainya. Sebagai umat Muslim,  kita juga diwajibkan untuk menambah amal ibadah sebanyak mungkin, karena pada bulan Ramadhan, pahala dalam amal ibadah kita dilipatgandakan. Itulah mengapa Ramadhan kerap disebut sebagai bulan istimewa nan suci. Namun sayangnya, dari apa yang saya lihat di masyarakat, sepertinya banyak yang belum paham arti puasa sebenarnya. Saya tak bermaksud men- judge orang lain, namun dari kacamata saya, terlihat bahwa kebanyakan orang hanya paham arti puasa secara teori, tapi tidak benar-benar memahami dan melaksanaka

Pentingnya belajar Islam

Sebagai seorang Muslimah, saya menyadari betapa pentingnya mempelajari Islam. Saya lihat di masyarakat sekarang ini, meskipun mayoritas penduduknya Muslim, namun perilaku dan keseharian mereka tidak mencerminkan Islam. Terus terang, saya sedih melihat kenyataan masyarakat Indonesia yang seperti ini. Tentunya hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Islam secara menyeluruh. Maka dari itu, pada postingan kali ini saya akan membahas mengenai pentingnya belajar Islam. Belajar Islam itu penting, bahkan lebih penting dibanding belajar Matematika, IPA, IPS, dan sebagainya. Mengapa begitu? Karena sebagai seorang Muslim yang taat, hendaklah kita mempelajari agama kita secara menyeluruh, tidak hanya setengah-setengah. Dengan belajar Islam, kehidupan kita, mulai dari interaksi sosial antar manusia, sampai sistem kemasyarakatan pun akan terbina dengan baik. Hal ini berguna bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga orang lain. Ilmu-ilmu dalam Islam, seperti Fiqih, Taf

Pilihan

Baru-baru ini saya membaca ulang sebuah novel berjudul Muhammad: Sang Lelaki Penggenggam Hujan karya Tasaro GK. Mungkin sebagian dari kalian ada yang pernah membacanya, mungkin juga tidak. Tidak, saya tak akan mengupas isi novel tersebut. Hanya, dalam novel tersebut ada sesuatu yang menarik perhatian saya. Ada sebuah tokoh wanita bernama Astu, dia terpaksa menikah dengan Parkhida, seorang pria yang dibencinya, karena berbagai alasan tertentu. Dia sebenarnya mencintai orang lain, Kashva, tokoh utama dalam novel ini, namun dikarenakan berbagai alasan, mau tak mau dia menikah dengan Parkhida. Di situ diceritakan bahwa sejak awal tahun pernikahannya Astu sangat tidak bahagia. Pekerjaan sehari-harinya hanyalah mengurus suami dan rumahnya. Berbeda sekali dengan kesehariannya dulu, berdiskusi dengan Kashva mengenai masalah-masalah agama. Hari demi hari dia menjalani kehidupannya dengan muram. Bahkan ketika anaknya lahir pun, tetap saja ada ruang hampa di hatinya. Kerap kali dia menangisi n

Attitude and behavior evaluation

So recently I've been thinking a lot about stuff. I'm the type of person that likes to think about a lot (and by a lot, I mean a lot) of stuff. Sometimes I find it weird when I see adults, such as teachers and parents, when they lecture us they look really mature, wise, and adult-like which makes us stare in awe as if they know everything. (Not.) Okay this is just a personal thought but it's been wandering my mind lately. But then, say, when it's recess or lunch, I go to the teacher's office and then find that teacher who just lectured in front of class, joking around with other teachers like teenagers. Not like there's anything wrong with that, I understand that teachers are humans too and it's completely normal to do that. I'm okay with that, but what's bugging me is that when they're hanging out with their colleagues they look so very immature, I'd say. For once, they forget that they're teachers; adults with a huge amount of responsi

INTP

So recently when I was browsing on Pinterest, I found this board which was called Happy Introvert. Turns out there are many pins about introverts and INTPs, which most of them describes my personality pretty well. But probably most of you are curious; what is INTP? INTP is a personality type from the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) which is some kind of indicator of 16 kinds of personalities among people, and INTP is one of them. INTP stands for Introversion, Intuition, Thinking, Perception. Since the I is already used for Introversion, the letter N is used to represent Intuition. So basically INTP is a type of personality that introverts have. From what I've read, INTPs are introverts who prefer spending time alone than spending time in large crowds. They also like company, but prefer it with a few close friends, rather than interacting with a group of people. They especially hate it when their solitude is disturbed by unwanted company. They're also more of a thinking per

Persahabatan

Bagi saya, persahabatan itu penting sekali. Karena sahabat adalah salah satu sumber kebahagiaan kita. Ia menemani kita disaat senang maupun sedih, serta tak lupa mengingatkan saat kita berbuat salah. Dalam dunia ini, memang tak ada yang abadi. Namun bagi saya, kasih sayang sejati akan selalu abadi, bahkan tak terpisahkan oleh maut sekalipun. Baik itu kasih sayang keluarga, lawan jenis, dan sahabat. Persahabatan sejati akan selalu abadi. Secara pribadi, saya tak punya begitu banyak teman akrab. Teman saya memang sedikit, namun mereka tulus menjaga persahabatan dengan saya, disamping saya orangnya memang sedikit pendiam dan agak susah membuka diri terhadap orang lain, apalagi orang yang baru dikenal. Saya sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka. Pribadi mereka semua sangat berlainan dengan diri saya, tapi justru itulah yang membuat persahabatan kita unik. Dalam hidup, seringkali saya telah dikhianati, ditusuk dari belakang oleh orang-orang yang saya kira tulus berteman dengan

Masalah

Dalam hidup, pastilah banyak lika-liku perjalanan hidup yang kita alami. Ada banyak kejadian buruk serta baik yang dilalui. Namun, baik ataupun buruk, semuanya berguna untuk kita. Kejadian-kejadian baik membuat hati kita bahagia, sementara kejadian buruk membuat kita semakin dewasa dan lebih kuat dalam menghadapi esok hari. Kejadian buruk itu bisa dikatakan juga sebagai masalah. Tiada hari tanpa masalah, bukan? Masalah selalu datang silih berganti. Satu masalah selesai, sebelum kita sempat bernapas lega, datanglah lagi masalah lain. Terkadang kita dibuat kewalahan olehnya, bahkan rasa-rasanya sampai ingin berteriak, "Sampai kapan semua cobaan ini berakhir?" Jika hal itu menimpa kita, maka ketahuilah kawan, bahwa sesungguhnya Allah tak pernah memberi sebuah cobaan melebihi kemampuan umatnya. Jadi sebenarnya, semakin besar masalah kita, maka itu berarti Allah percaya bahwa kita cukup kuat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hanya saja, terkadang kita terlalu sering mengeluh

Homophobia

Right now, I'd like to talk about homophobia. Recently I came across an Indonesian-based Twitter account and they tweeted: Homosexuality exists in 450 species, while homophobia exists in one. And their other tweets also talk about their dislike for homophobics. Actually, it'd be pretty fine for me if a Westerner tweeted that, considering homosexuality has been something common in their society. But here we have an Indonesian disagreeing on homophobia, where homosexuality is considered wrong and unacceptable in our society. Doesn't that indicate that they agree on homosexuality? No matter what other people say, homosexuality is just plain wrong. That's that. That's the truth and people shouldn't be changing it over the ages just by making excuses. Men are created for women and vice versa. And by the way, the term homophobia is made by people who support gay rights and don't understand that homosexuality is wrong, and it refers to the people they call '

Menjelang pemilu

Sekarang ini, merupakan masa-masa menjelang pemilu, dimana kita memilih calon pemimpin/wakil rakyat yang pantas untuk memimpin dan mewakili rakyat, terutama rakyat kecil. Dapat kita lihat bahwa saat ini keadaan politik di Indonesia cukup ramai, dengan banyaknya partai dan caleg yang berlomba-lomba berkampanye dan mencalonkan diri. Bisa dikatakan bahwa di Indonesia, pemilu merupakan pesta politik yang lebih berfungsi sebagai ajang kompetisi dibanding perayaan demokrasi. Dimana-mana bertebaran spanduk, baliho, dan poster sang caleg dengan bujukan dan rayuan agar kita memilihnya menjadi wakil rakyat. Dari yang bisa saya lihat, sepertinya para calon legislatif di Indonesia tidak sadar bahwa dengan terpilihnya mereka, mereka akan mengemban tanggung jawab dan amanah sebagai pemimpin yang kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Baiklah, mungkin tidak semua caleg bersifat seperti ini. Namun nyatanya, wakil rakyat yang sekarang pun tidak sadar akan posisi mereka sebagai pemimpin. Banyak d

Menuju kebahagiaan sejati

Saya yakin, banyak di antara kita yang  merasa sumpek dan lelah dengan kehidupan sehari-hari yang dijalani. Bangun tidur pagi buta hanya untuk pergi ke sekolah dan susah-payah belajar, lalu kembali tidur untuk menjalani rutinitas yang sama terus menerus, setiap hari. Rasanya capek, bukan? Begitu terus, bagai siklus tak ada habisnya. Tapi ketahuilah, kawan. Diantara seluruh kesusahan hidup yang kita alami itu, pastilah ada sepercik kebahagiaan di dalamnya, jika kita mau mencari. Contohnya saja, pergi ke sekolah. Misalnya pada pelajaran pertama kamu dihadapkan dengan ulangan Matematika mendadak, lalu pada pelajaran berikutnya kamu dilimpahkan bertumpuk tugas untuk dikumpulkan pada esok hari. Belum lagi tiba-tiba teman sebangkumu dari pagi diam tanpa sebab, cuek saja dengan kita sejak pelajaran dimulai. Hal-hal seperti itu yang membuatmu bete dan kepala mumet. Kamu pun mempunyai firasat bahwa hari ini akan berlangsung buruk. Namun ketika bel istirahat berbunyi, keadaan tiba-tiba berbali

Perjuangan cinta sejati

Baru-baru ini saya telah menamatkan sebuah novel karangan Tere Liye, yang berjudul Kisah Sang Penandai. Oleh karena itu, pada postingan kali ini saya akan mengupas sedikit tentang isi novel tersebut. Cerita ini terpusat pada sang tokoh utama, yaitu seorang pemuda bernama Jim. Dia seorang pemuda yang lemah, kurang berpendidikan, dan hanya pandai memainkan biola. Novel ini bercerita tentang Jim dan cinta sejatinya, Nayla. Mereka bertemu setahun yang lalu, saat Jim sedang memainkan biola di pernikahan temannya. Nayla, yang merupakan adik sang pengantin pria, tertarik melihat Jim memainkan biola dan meminta Jim untuk mengajarinya. Jim pun terpesona sejak pertama kali melihat sosoknya yang rupawan. Sejak saat itu, mereka jatuh cinta dan mulai sering menghabiskan waktu bersama. Nayla dan Jim mempunyai latar belakang yang sangat berbeda. Sementara Jim merupakan pengangguran yang tak bisa baca-tulis, Nayla merupakan putri dari keluarga kerajaan di negara tetangga. Sehingga suatu ketika, sete

Belajar itu...

Saya yakin banyak di antara kita yang masih berstatus pelajar, baik SD, SMP, maupun SMA, terkadang merasa sumpek dan capek dengan proses pembelajaran di sekolah. Baik itu tugas yang menumpuk, ataupun ulangan yang datang berturut-turut tiada habisnya. Dan, bagi yang sedang menjalani tahun terakhir, UN telah menjadi momok menakutkan diantara kita, para pelajar. Acapkali saya pun merasa begitu. Setiap hari kita dikasih tugas seakan tak ada habisnya, dan belajar mati-matian untuk setumpuk ulangan hanya untuk mendapatkan nilai pas-pasan. Belum lagi kalau gurunya killer dan pelit nilai, tambah repotlah kita. Banyak diantara teman-teman saya pun mengeluh, untuk apa sih kita belajar semua ini? Matematika, B. Inggris, IPA, IPS? Toh kita juga nggak akan mempraktekkan rumus-rumus Matematika dalam kehidupan nyata, kan? Jadi buat apa? Pada dasarnya, semua ini berakar dari sistem pendidikan Indonesia yang memang dari awal sudah salah, dan hanya menitikberatkan pada, istilahnya 'mengejar nilai&

Kedewasaan

Pertama-tama, perkenalkan, nama saya Siti Zulfa Azzahra, seorang murid SMA yang saat ini berumur 16 tahun. Basically, this blog will be a compilation of my thoughts about everything and anything happening. Kali ini, saya ingin membahas mengenai kedewasaan. Banyak orang yang bertanya-tanya mengenai arti kedewasaan. Ada yang bilang, bahwa kedewasaan itu berarti berkembang dan meninggalkan perilaku yang kekanak-kanakan. And I bet most of you have heard this phrase, "Maturity is when someone hurts you and you try to understand their situation instead of trying to hurt them back." Yeah, I get that a lot. Saya sendiri pun telah lama mencari-cari makna kedewasaan yang sesungguhnya. Karena saya pun sedang dalam masa remaja, yang berarti perkembangan menuju usia dewasa, dimana pada usia itu saya harus mulai bersikap dewasa pula. Namun kenyataannya, saya lihat banyak orang pada usia 20-an bertingkah laku tak ubahnya bak remaja SMA yang labil. Di sisi lain, ada beberapa teman seusia s