Posts

Showing posts from May, 2015

Makna dari sebuah perpisahan

Hari ini, saya beserta teman-teman seangkatan baru saja melaksanakan upacara kelulusan atau yang biasa disebut dengan wisuda. Karena kami merupakan angkatan pertama, maka jumlah muridnya tidak banyak. Acaranya pun tidak begitu spektakuler, hanya diadakan di gedung biasa, bukan di ballroom hotel bintang lima. Namun bagi saya, upacara wisuda hari ini sangat berkesan. Sekalipun acaranya tidak mewah, namun banyak keceriaan (dan tentu saja, kesedihan) yang ada di dalamnya. Di satu sisi, saya sedih karena harus berpisah dengan teman-teman dan guru-guru yang telah begitu dekat dengan saya. Bersama mereka, saya telah melalui banyak hal yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Di samping itu, saya juga belajar banyak hal dari mereka, hal-hal selain pelajaran akademik yang diajarkan. Dan buat saya, justru hal itulah yang paling berharga. Saat acara, lebih banyak tawa yang ada dibanding air mata. Namun saat ini, saat saya teringat kembali bahwa siang tadi mungkin merupakan pertemuan terakhir k

Mari majukan bangsa ini, kaum muda.

Sebagai negara berkembang yang menempati posisi keempat dalam jumlah penduduk terbanyak di dunia, Indonesia mempunyai bonus demografi yang cukup besar, yang sebagian besar di antaranya adalah anak muda. Indonesia tergolong negara yang mempunyai piramida penduduk ekspansif, yang berarti bahwa usia tenaga kerja menempati lebih dari setengah penduduk Indonesia, melebihi usia non-tenaga kerja. Dengan ini, dapat dikatakan bahwa dengan jumlah anak muda yang cukup banyak, Indonesia punya peluang untuk maju dengan memanfaatkan dan mengasah potensi anak muda sebaik mungkin. Dari fakta yang saya sebutkan di atas, terlihat jelas bahwa kita, sebagai anak muda, merupakan aset terbesar bangsa ini. Kitalah yang kelak akan menggantikan golongan tua dan mengarahkan bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik. Ingatlah, sejak sejarah Indonesia bermula, para kaum muda-lah yang selalu berinisiatif untuk melakukan perubahan dan menggerakkan bangsa ini. Para pemudalah yang membuat Sumpah Pemuda pada tahun

A very saint-like post

Bagi saya, ketulusan sekarang sudah merupakan barang yang langka, terutama di tengah hiruk-pikuk kota besar, dimana sebagian besar masyarakatnya cenderung bersikap individualis, atau hanya mementingkan diri sendiri. Saya menyaksikan sendiri bahwa perlahan-lahan seiring zaman, rasa tulus ikhlas dalam berinteraksi dengan orang lain telah jauh berkurang dibandingkan dengan dulu. Dari buku-buku yang saya baca, saya melihat bahwa ketulusan dan keikhlasan pada zaman dulu begitu dihargai, dan banyak yang berusaha menanamkan ini pada generasi selanjutnya. Namun dalam interaksi keseharian dengan orang lain, saya melihat bahwa kenyataan di lapangan jauh berbeda. Terkadang, ketika saya mencoba melakukan segala sesuatu dengan tulus, hal itu malah dianggap aneh, bahkan kerap ditertawakan. Banyak juga yang berkomentar bahwa saya terlalu serius dalam menanggapi segala sesuatu. Saya pikir, mungkin ucapan mereka ada benarnya. Bisa jadi karena karakter saya yang apa adanya, saya pun menganggap segala h