Makna dari sebuah perpisahan

Hari ini, saya beserta teman-teman seangkatan baru saja melaksanakan upacara kelulusan atau yang biasa disebut dengan wisuda. Karena kami merupakan angkatan pertama, maka jumlah muridnya tidak banyak. Acaranya pun tidak begitu spektakuler, hanya diadakan di gedung biasa, bukan di ballroom hotel bintang lima. Namun bagi saya, upacara wisuda hari ini sangat berkesan. Sekalipun acaranya tidak mewah, namun banyak keceriaan (dan tentu saja, kesedihan) yang ada di dalamnya.
Di satu sisi, saya sedih karena harus berpisah dengan teman-teman dan guru-guru yang telah begitu dekat dengan saya. Bersama mereka, saya telah melalui banyak hal yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Di samping itu, saya juga belajar banyak hal dari mereka, hal-hal selain pelajaran akademik yang diajarkan. Dan buat saya, justru hal itulah yang paling berharga. Saat acara, lebih banyak tawa yang ada dibanding air mata. Namun saat ini, saat saya teringat kembali bahwa siang tadi mungkin merupakan pertemuan terakhir kami, dan bisa jadi kami takkan bisa berjumpa lagi untuk waktu yang sekian lama, mata saya justru bersimbah air mata.
Tapi perlu diingat, bahwa kelulusan bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan merupakan awal sebuah babak baru dalam hidup kita. Kita semua akan menempuh jalan masing-masing yang ditakdirkan untuk kita, dan kelak akan dipertemukan dengan keceriaan yang lebih besar dibanding sekarang.
Semua orang pasti sedih jika mengalami perpisahan. Tapi dalam hidup ini, dimana ada pertemuan, akan ada perpisahan. Perpisahan akan selalu ada, bagaimanapun kita mencoba mencegah dan mengelak diri kita dari hal itu. Hal itu merupakan suatu hal yang ada di luar kuasa kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah menerimanya dengan hati lapang, dan berusaha untuk tidak terus berlarut dalam kesedihan.

Comments

Popular posts from this blog

A little reflection

On love; I guess

Salah