Posts

Showing posts from April, 2014

Attitude and behavior evaluation

So recently I've been thinking a lot about stuff. I'm the type of person that likes to think about a lot (and by a lot, I mean a lot) of stuff. Sometimes I find it weird when I see adults, such as teachers and parents, when they lecture us they look really mature, wise, and adult-like which makes us stare in awe as if they know everything. (Not.) Okay this is just a personal thought but it's been wandering my mind lately. But then, say, when it's recess or lunch, I go to the teacher's office and then find that teacher who just lectured in front of class, joking around with other teachers like teenagers. Not like there's anything wrong with that, I understand that teachers are humans too and it's completely normal to do that. I'm okay with that, but what's bugging me is that when they're hanging out with their colleagues they look so very immature, I'd say. For once, they forget that they're teachers; adults with a huge amount of responsi

INTP

So recently when I was browsing on Pinterest, I found this board which was called Happy Introvert. Turns out there are many pins about introverts and INTPs, which most of them describes my personality pretty well. But probably most of you are curious; what is INTP? INTP is a personality type from the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) which is some kind of indicator of 16 kinds of personalities among people, and INTP is one of them. INTP stands for Introversion, Intuition, Thinking, Perception. Since the I is already used for Introversion, the letter N is used to represent Intuition. So basically INTP is a type of personality that introverts have. From what I've read, INTPs are introverts who prefer spending time alone than spending time in large crowds. They also like company, but prefer it with a few close friends, rather than interacting with a group of people. They especially hate it when their solitude is disturbed by unwanted company. They're also more of a thinking per

Persahabatan

Bagi saya, persahabatan itu penting sekali. Karena sahabat adalah salah satu sumber kebahagiaan kita. Ia menemani kita disaat senang maupun sedih, serta tak lupa mengingatkan saat kita berbuat salah. Dalam dunia ini, memang tak ada yang abadi. Namun bagi saya, kasih sayang sejati akan selalu abadi, bahkan tak terpisahkan oleh maut sekalipun. Baik itu kasih sayang keluarga, lawan jenis, dan sahabat. Persahabatan sejati akan selalu abadi. Secara pribadi, saya tak punya begitu banyak teman akrab. Teman saya memang sedikit, namun mereka tulus menjaga persahabatan dengan saya, disamping saya orangnya memang sedikit pendiam dan agak susah membuka diri terhadap orang lain, apalagi orang yang baru dikenal. Saya sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka. Pribadi mereka semua sangat berlainan dengan diri saya, tapi justru itulah yang membuat persahabatan kita unik. Dalam hidup, seringkali saya telah dikhianati, ditusuk dari belakang oleh orang-orang yang saya kira tulus berteman dengan

Masalah

Dalam hidup, pastilah banyak lika-liku perjalanan hidup yang kita alami. Ada banyak kejadian buruk serta baik yang dilalui. Namun, baik ataupun buruk, semuanya berguna untuk kita. Kejadian-kejadian baik membuat hati kita bahagia, sementara kejadian buruk membuat kita semakin dewasa dan lebih kuat dalam menghadapi esok hari. Kejadian buruk itu bisa dikatakan juga sebagai masalah. Tiada hari tanpa masalah, bukan? Masalah selalu datang silih berganti. Satu masalah selesai, sebelum kita sempat bernapas lega, datanglah lagi masalah lain. Terkadang kita dibuat kewalahan olehnya, bahkan rasa-rasanya sampai ingin berteriak, "Sampai kapan semua cobaan ini berakhir?" Jika hal itu menimpa kita, maka ketahuilah kawan, bahwa sesungguhnya Allah tak pernah memberi sebuah cobaan melebihi kemampuan umatnya. Jadi sebenarnya, semakin besar masalah kita, maka itu berarti Allah percaya bahwa kita cukup kuat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hanya saja, terkadang kita terlalu sering mengeluh

Homophobia

Right now, I'd like to talk about homophobia. Recently I came across an Indonesian-based Twitter account and they tweeted: Homosexuality exists in 450 species, while homophobia exists in one. And their other tweets also talk about their dislike for homophobics. Actually, it'd be pretty fine for me if a Westerner tweeted that, considering homosexuality has been something common in their society. But here we have an Indonesian disagreeing on homophobia, where homosexuality is considered wrong and unacceptable in our society. Doesn't that indicate that they agree on homosexuality? No matter what other people say, homosexuality is just plain wrong. That's that. That's the truth and people shouldn't be changing it over the ages just by making excuses. Men are created for women and vice versa. And by the way, the term homophobia is made by people who support gay rights and don't understand that homosexuality is wrong, and it refers to the people they call '

Menjelang pemilu

Sekarang ini, merupakan masa-masa menjelang pemilu, dimana kita memilih calon pemimpin/wakil rakyat yang pantas untuk memimpin dan mewakili rakyat, terutama rakyat kecil. Dapat kita lihat bahwa saat ini keadaan politik di Indonesia cukup ramai, dengan banyaknya partai dan caleg yang berlomba-lomba berkampanye dan mencalonkan diri. Bisa dikatakan bahwa di Indonesia, pemilu merupakan pesta politik yang lebih berfungsi sebagai ajang kompetisi dibanding perayaan demokrasi. Dimana-mana bertebaran spanduk, baliho, dan poster sang caleg dengan bujukan dan rayuan agar kita memilihnya menjadi wakil rakyat. Dari yang bisa saya lihat, sepertinya para calon legislatif di Indonesia tidak sadar bahwa dengan terpilihnya mereka, mereka akan mengemban tanggung jawab dan amanah sebagai pemimpin yang kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Baiklah, mungkin tidak semua caleg bersifat seperti ini. Namun nyatanya, wakil rakyat yang sekarang pun tidak sadar akan posisi mereka sebagai pemimpin. Banyak d