Mari majukan bangsa ini, kaum muda.

Sebagai negara berkembang yang menempati posisi keempat dalam jumlah penduduk terbanyak di dunia, Indonesia mempunyai bonus demografi yang cukup besar, yang sebagian besar di antaranya adalah anak muda. Indonesia tergolong negara yang mempunyai piramida penduduk ekspansif, yang berarti bahwa usia tenaga kerja menempati lebih dari setengah penduduk Indonesia, melebihi usia non-tenaga kerja. Dengan ini, dapat dikatakan bahwa dengan jumlah anak muda yang cukup banyak, Indonesia punya peluang untuk maju dengan memanfaatkan dan mengasah potensi anak muda sebaik mungkin.
Dari fakta yang saya sebutkan di atas, terlihat jelas bahwa kita, sebagai anak muda, merupakan aset terbesar bangsa ini. Kitalah yang kelak akan menggantikan golongan tua dan mengarahkan bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik. Ingatlah, sejak sejarah Indonesia bermula, para kaum muda-lah yang selalu berinisiatif untuk melakukan perubahan dan menggerakkan bangsa ini. Para pemudalah yang membuat Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Para pemuda-lah yang membujuk Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan dan agar tidak terpengaruh oleh Jepang. Para pemuda-lah yang menggelar aksi demonstrasi depan gedung DPR pada tahun 1998 untuk menuntut hak-hak rakyat serta menurunkan pemerintah yang penuh dengan KKN.
Sebagai pemuda, kita punya semangat dan darah menggelegak dalam nadi yang tak dimiliki para pendahulu kita. Pikiran kita pun lebih terbuka untuk menerima ide-ide baru dan otak kita pun lebih kreatif untuk mendatangkan ide-ide revolusioner. Kita pun masih dikarunai raga yang sehat dan kuat yang memungkinkan kita melakukan dan menggerakkan banyak hal. Dan pada zaman sekarang, dimana kemajuan teknologi telah begitu menjamur di berbagai belahan dunia, kita pun punya akses yang tak terbatas terhadap banyak hal di dunia, suatu keuntungan besar yang tak dimiliki para orangtua kita dahulu.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, hendaknya kita bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik, bukan menyia-nyiakannya begitu saja. Karena masa depan Indonesia terletak di pundak kita, yang akan memimpin bangsa ini kelak di masa depan. Dengan berbagai kemudahan dan kenyamanan yang tersedia untuk kita di zaman yang telah maju ini, sebaiknya kita tidak terlena oleh hal-hal tersebut dan menggunakannya dengan baik, dan tidak serta-merta untuk kesenangan sendiri. Kita tak boleh hanya terus-menerus memikirkan diri sendiri, namun juga harus mulai memikirkan masyarakat sekitar. Kita tak harus selalu menjadi pusat perhatian, karena bagaimanapun juga kita bukanlah pusat alam semesta. Kita hanyalah bagian kecil dari skenario Tuhan yang jauh lebih megah. Namun bukan berarti kita bukanlah apa-apa, karena eksistensi setiap manusia dalam dunia ini pasti ada maknanya.
Jangan sampai bonus demografi yang Indonesia miliki ini tersia-sia begitu saja. Maksimalkan potensi kita masing-masing, dan tunjukkanlah kepedulian pada masyarakat sekitar agar bisa berkontribusi untuk negara kita kelak.
Catatan tambahan:
Mungkin ada hikmahnya Tuhan menakdirkan bangsa kita dijajah begitu lama oleh bangsa asing, dan bahkan ketika sudah meraih kemerdekaan pun banyak sekali rintangannya dalam mempertahankan bangsa ini sampai sekarang. Sekarang pun negara kita masih jauh dari sempurna. Meskipun sudah lebih baik dari sebelumnya. namun masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Meski begitu, hal itu membuat kita mempunyai rasa nasionalisme dan kecintaan yang besar terhadap bangsa ini, yang mana hal tersebut takkan terjadi bila tak ada berbagai musibah yang menimpa negara ini.

Comments

Popular posts from this blog

A little reflection

On love; I guess

Salah