Ide reformasi Prabowo

Saat ini, saya ingin mengungkapkan kritik dan pendapat saya mengenai suatu isu yang berkaitan dengan Pilpres 9 Juli mendatang. Sebelumnya, perlu saya ungkapkan bahwa tulisan saya ini memandang dari sudut pandang objektif, dan tidak bermaksud menyudutkan kubu manapun. Walaupun saya mendukung salah satu capres, tapi usia saya belum termasuk usia pemilih, jadi toh tak ada pengaruhnya.
Beberapa hari yang lalu, saya menemukan bahwa jika menjabat jadi Presiden, Prabowo Subianto berencana menghapus sistem demokrasi yang dipakai Indonesia sekarang ini dan melakukan reformasi total dengan kembali pada sistem lama, yaitu pemilihan presiden secara tidak langsung melalui sistem tidak langsung, dengan dimusyawarahkan oleh suatu lembaga tertentu, dalam hal ini MPR. Menurutnya, Indonesia tidak cocok memakai sistem demokrasi dalam pemerintahan, dan bahwa Indonesia seharusnya kembali pada UUD 1945 dimana dinyatakan di situ bahwa presiden tidak dipilih langsung oleh rakyat, namun ditetapkan oleh MPR.
Begini. Mungkin banyak di antara kita yang tidak setuju dengan ide Prabowo ini. Tapi terus terang, saya menganggap ide ini tidak begitu buruk, malah kurang-lebih saya setuju dengan Prabowo. Ya, jika dilihat dari kondisi sekarang, terlihat sekali bahwa Indonesia mungkin memang kurang cocok untuk sistem demokrasi, karena itu sistem pemerintahan yang kita adopsi dari Barat. Terlebih lagi, beberapa bulan yang lalu, Guruh Soekarnoputra dalam sebuah acara televisi menyatakan bahwa Indonesia sekarang tidak sesuai dengan Pancasila. Karena, jelas-jelas dalam sila ke-4 termaktub bahwa: "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan." Itu berarti bahwa presiden haruslah dipilih dan dimusyawarahkan oleh suatu lembaga tertentu, tidak dipilih oleh rakyat.
Namun ada juga beberapa faktor yang membuat saya kurang setuju dengan pernyataan Prabowo tersebut. Dibalik niatnya yang baik itu, tersimpan sebuah keinginan untuk mereformasi secara total sistem pemerintahan Indonesia. Ide Prabowo sebenarnya adalah mengembalikan Indonesia ke rezim Orba Soeharto. Yang saya lihat, Prabowo sejak dulu, bahkan sebelum mencalonkan diri jadi capres, memang punya keinginan untuk mengembalikan sistem pemerintahan Indonesia agar kembali berpedoman pada UUD 1945. Untuk itulah Partai Gerindra dibentuk, untuk mewujudkan cita-cita Prabowo.
Kesimpulan saya, bisa jadi Prabowo dari dulu ngebet untuk jadi pemimpin agar bisa mewujudkan keinginannya tersebut. Jujur, saya takut. Karena jika beliau memang benar-benar menjabat jadi Presiden, lalu melaksanakan apa yang dikatakannya, maka ada kemungkinan besar rakyat Indonesia sekali lagi akan kehilangan hak untuk berpendapat dan berekspresi. Terlebih lagi, Prabowo tak punya rekam jejak pemerintahan, jenjang karirnya hanya sebagai panglima militer dan pengusaha. Dan setahu saya, dalam militer semua tentara harus tunduk pada atasannya, tak boleh membantah. Saya khawatir, jika beliau menjabat sebagai Presiden, bisa jadi beliau akan melobi dan memanipulasi MPR agar dia terus terpilih menjadi Presiden, seperti yang dilakukan Soeharto dulu.
Itulah sekilas pendapat saya mengenai ide Prabowo untuk mereformasi sistem demokrasi di Indonesia. Semoga dalam pilpres mendatang, kandidat terbaik-lah yang menang. Baik Prabowo ataupun Jokowi.

Comments

Popular posts from this blog

A little reflection

On love; I guess

Salah