Perjalanan mengejar impian (3)

Saat kelas 3, saya pun mulai belajar habis-habisan agar nanti dapat lolos SBMPTN. Karena terlalu fokus belajar untuk SBMPTN, saya pun tak terlalu mengindahkan kesempatan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Adakalanya saya jatuh sakit karena terlalu memaksakan diri dalam belajar, juga karena terlalu mengkhawatirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi di kemudian hari. Namun lama-kelamaan, saya berusaha untuk lebih santai dan menikmati apa yang saya pelajari, juga menghindari pikiran-pikiran negatif.

Sekitar 1-2 minggu menjelang Ujian Nasional, saya menemukan ada kesempatan beasiswa S1 ke Australia dan Selandia Baru. Tentunya saya kaget karena tidak pernah mendengar tentang beasiswa tersebut sebelumnya. Awalnya saya begitu semangat ingin mendaftar, namun saya melihat tenggat waktunya tanggal 30 April, sementara waktu itu sudah awal April, menjelang Ujian Nasional. Tidak mungkin bagi saya jika harus menyiapkan dokumen yang diperlukan dalam waktu hanya beberapa minggu. Terlebih lagi, setelah Ujian Nasional saya juga harus mengikuti ujian Al-Azhar, yang merupakan semacam UN namun dengan materi agama dan disajikan dalam bahasa Arab gundul. Saya merasa kecewa dan sedih sekali terhadap diri sendiri, dan begitu menyesalkan mengapa saya baru mengetahui info tersebut. Meski begitu, saya merasa lebih baik setelah mencurahkan isi hati dan kegundahan ini kepada sahabat saya.

Waktu berlalu, dan Ujian Nasional pun dimulai. Karena Al-Azhar berafiliasi dengan MAN 4 Jakarta, kami harus melaksanakan UN di MAN 4. Dan untuk itu, kami diharuskan menginap di sana. Kami pun menginap di sana selama tiga hari. Saat hari kedua UN, orangtua saya menelepon dan memberitahu bahwa saya akan didaftarkan untuk beasiswa ke Jepang yang diadakan oleh Kemenag. Saya pun mengiyakan saja.

Setelah UN selesai, saya harus mengikuti ujian seleksi pertama yang merupakan tes tulis yang terdiri atas materi pelajaran IPS, Matematika, dan B.Inggris. Ujian tersebut diadakan pada hari Sabtu, 4 hari setelah selesai UN. Beruntungnya, saya mempelajari materi SBMPTN hari sebelumnya, jadi saya bisa menjawab soal lumayan lancar. Hanya, saya agak kesusahan dalam mengerjakan soal Matematika, yang memang bukan keahlian saya.

Saat hari Selasa, hari kedua ujian Al-Azhar, saya mengetahui bahwa saya telah lolos seleksi tahap pertama. Saya merasa gembira sekali waktu itu, dan guru-guru beserta teman-teman saya mengucapkan selamat. Esoknya, saya pun mulai menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk tahap seleksi kedua, yang akan diadakan hari Jum'at. Waktu itu, saya harus menyiapkan dokumen transkrip nilai dalam B.Inggris, legalisir rapot sem 1-5, serta menulis esai sebanyak tiga buah, masing-masing sebanyak 500-600 kata. Bersamaan dengan itu, di sekolah saya juga tetap harus mempelajari materi untuk ujian Al-Azhar. Bayangkan betapa repotnya saya saat itu!

Untunglah, semua dokumen telah selesai diurus pada Kamis sore, dan Jum'at saya izin dari sekolah untuk mengikuti seleksi tahap 2, yang terdiri atas wawancara beserta tes dalam B.Inggris oleh panitia beasiswa. Alhamdulillah, saya bisa menjalaninya dengan lancar.

Kira-kira seminggu setelah itu, saat sedang menjalani kegiatan perpisahan bersama teman-teman seangkatan, saya dikabari oleh orangtua bahwa saya lolos seleksi kedua dan berhak untuk lanjut ke tahap wawancara dengan pihak universitas. Saya merasa amat bahagia waktu itu, teman-teman beserta guru-guru saya pun ikut senang.

Sebulan kemudian, saya pun menjalani tes wawancara dengan pihak universitas. Saya ditanya mengenai berbagai hal, tapi umumnya mengacu pada esai yang telah saya tulis, seperti motivasi saya bersekolah disitu, rencana saya setelah lulus, peminatan yang ingin saya ambil, dan sebagainya. Omong-omong, universitas tempat saya berkuliah kini bernama Ritsumeikan Asia Pacific University.

Beberapa minggu kemudian, saya dinyatakan diterima sebagai mahasiswi APU. Kala itu, saya merasa sangat bersyukur. Akhirnya saya dapat menjalani impian saya untuk berkuliah di Jepang dengan jurusan Hubungan Internasional (lebih spesifiknya, International Relations and Peace Studies).

Pesan saya, jangan pernah ragu untuk mengejar mimpi bagaimanapun juga. Berjuanglah keras, karena suatu saat perjuangan itu akan berbuah manis. Bersabarlah dengan berbagai hambatan yang ada.


Comments

Popular posts from this blog

A little reflection

On love; I guess

Salah